Sinopsis Lancang Kuning by : pirawa

 

SINOPSIS LANCANG KUNING

Lancang kuning berasal dari kata “lancang” (perahu kebesaran kerajaan) dan "kuning” (warna kebesaran kerajaan). Lancang Kuning adalah nama perahu besar kerajaan yang digunakan sebagai kendaraan air oleh raja-raja Melayu Riau. Adapun legenda atau cerita rakyat Lancang Kuning ini diangkat dari nama itu, karena legenda ini menceritakan peristiwa yang terjadi dalam lingkungan kerajaan.

Suatu hari, Datuk Laksamana pemimpin Bukit Batu Bengkalis di Riau, memanggil dua panglimanya, yaitu Panglima Umar dan Panglima Hasan menghadap ke istana untuk diberi tugas ke Tanjung Jati menumpas perompak atau lanun yang selalu mengganggu kawasan tersebut di Senggoro kawasan mana tempat mata pencarian nelayan Bukit Batu. Dengan ketaatannya, Panglima Umar langsung berangkat melaksanakan tugas ini, meskipun harus meninggalkan istrinya yang cantik bernama Zubaidah. Sementara itu Panglima Hasan tidak ikut berangkat melaksanakan tugas itu, karena ternyata berita adanya perompakan di Tanjung Jati itu hanyalah rekayasa siasat Panglima Hasan sendiri agar Panglima Umar jauh dari isterinya Zubaidah dan Datuk Laksamana.

Selama kepergian Panglima Umar, diam-diam Panglima Hasan berusaha merayu Zubaidah agar mengkhianati suaminya dan menjanjikan kehidupan lebih baik, namun Zubaidah bertahan dengan kesetiaan dan marwahnya. Situasi ini membuat hati Panglima Hasan semakin marah dan brutal. Panglima Hasan mencari akal menghabisi Zubaidah. Bertepatan ketika peluncuran Lancang Kuning Kerajaan ke air, tiba-tiba Lancang Kuning berhenti tidak bergerak sama sekali, maka Panglima Hasan memutuskan mengambil Zubaidah sebagai tumbal untuk galangan lancang. Dengan bergalangan tubuh Zubaidah, maka lancang tersebut berhasil diluncurkan ke laut dan Zubaidah pun mengakhiri hidupnya di bawah lancang.

Tak lama setelah kematian Zubaidah, Panglima Umar yang baru pulang dari Tanjung Jati mendapat fitnah yang dibuat oleh Panglima Hasan sendiri, bahwa Datuk Lasemana lah yang membunuh Zubaidah dengan menjadikan tubuh Zubaidah sebagai tumbal galangan lancang. Hasutan Panglima Hasan ini termakan oleh Panglima Umar dan membuat Panglima Umar menjadi kalap dan amat marah. Tanpa pikir panjang Panglima Umar menyerang Datuk Laksemana. Datuk Laksemana memberi sumpah kepada Panglima Umar, bahwa apabila Panglima Umar melewati Tanjung Jati, akan tenggelam bersama kapalnya.

Setelah itu barulah Panglima Umar sadar akan fitnah itu, pertikaian dengan Panglima Hasan pun terjadi, dan berakhir dengan kematian Panglima Hasan yang tragis di ujung keris Panglima Umar.

Panglima Umar pun pergi menjalankan kutukan dari Datuk Laksemana, berlayar ke perairan Tanjung Jati dan tenggelam. Sejak saat itu pulau Bengkalis dikenal daerah yang berkembang dibawah kepemimpinan Datuk Laksamana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QAULAN LAYYINAN ( Khairatinnisa' Humaira )

Perspektif Islam terhadap Sosiologi dan Antropologi Pendidikan