Sejarah Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid -19 (ONLINE SCHOOL)


Sejarah Dunia Pendidikan di Masa Pandemi Covid -19 (ONLINE SCHOOL) 

Berbagai aspek kehidupan manusia mengalami perubahan, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pemerintah pusat kemudian memutuskan untuk mengambil sebuah kebijakan berupa pengalihan pembelajaran secara tatap muka menjadi pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Perubahan ini merupakan alternatif agar pembelajaran tetap berjalan.
Pandemi Covid-19 telah memberikan pada kita semua gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan saja tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan bakat di era dunia pendidikan khususnya di Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, pada acara Medan International Conference on Energy and Sustainability mengatakan “Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik''.

Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ini ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi. Kita tidak bisa lalai terhadap pendidikan di masa pandemi covid -19 karena waktu terus berjalan dan teknologi pun bahkan semakin canggih, maka dari itu kita harus memajukan pendidikan khususnya di Indonesia ini. 
Pembelajaran daring ini sangat menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan, bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan. Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.

This study used a quantitative method with 90 people and a sample size of 73 people who were determined using a simple random sampling technique. Data collection was carried out using questionnaires and interviews. Meanwhile, the data analysis used paired sample t-test. Based on the research results, there was a decrease in students' learning outcomes during online learning. This is shown in the results obtained in t test result, which is 1.747 > 1,667, so it can be concluded that online learning is applied ineffective because there is a massive decrease in student learning outcomes.

Penyesuaian ini diwujudkan melalui kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), dimana mahasiswa/pelajar diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di luar program studinya.

Adapun program-program pada masa pandemi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berupa relawan pengendalian Covid-19 (RECON), KKN Tematik, Mengajar Dari rumah (MDR), dan Permata Sakti. Seluruh program tersebut diikuti oleh ratusan ribu mahasiswa/pelajar di seluruh Indonesia.

Banyak hal positif dan negatif yang timbul di masa pandemi covid - 19. Salah satu dampak positif yang ditimbulkan yakni, sejak pandemi hadir, lingkungan menjadi lebih bersih akibat berkurangnya emisi gas buang, mengingat terbatasnya aktivitas masyarakat di luar rumah. Serta dengan adanya aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara online/daring tersebut membuat mahasiswa dan pelajar dapat berinteraksi melalui media internet berupa zoom meeating, google meet, vc via whatsApp, dan media internet lainnya, sehingga informasi yang di dapat bukan hanya di  indonesia saja bahkan, kita bisa berinteraksi dengan mahasiswa/pelajar di seluruh dunia. Sedangkan dampak negatifnya iyalah bagi mahasiswa/pelajar yang berdomisili di daerah yang sulit mengakses jaringan internet itu yang menjadi penghalang bagi dosen, guru serta pengajar untuk berinteraksi dengan mahasiswa/pelajarnya. 

Supaya mahasiswa/pelajar terkhususnya di Indonesia maka budayakanlah membaca dan mencari sumber-sumber pendidikan dimanapun itu dan kapanpun itu karena kita tidak boleh lalai di masa pandemi covid -19.  Serta yang terpenting adalah kesehatan, sebagai mana yang telah di sampaikan tetap patuhi protokol kesehatan. Pendidikan dengan sistem daring ini bukan menjadi penghalang kita, ingat kita berfikir untuk bagaimana kita kedepannya. Ingat Indonesia emas di tahun 2045, yang mana kita harus memajukan pendidikan di negara kita Indonesia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QAULAN LAYYINAN ( Khairatinnisa' Humaira )

Perspektif Islam terhadap Sosiologi dan Antropologi Pendidikan